Selasa, 26 Januari 2016

KERSEN, Potensi Pelindung Kesehatan

Posted by Obat PenawarKu On 19.46 | No comments

KERSEN (Muntingia calabura L.)
Beberapa aktifitas biologi yang telah diteliti :
Aktivitas antimikroba
Beberapa penelitian terhadap kersen menunjukkan adanya potensi aktivitas antibakteri, namun jika dibandingkan dengan antibiotika standar efektivitasnya masih lebih rendah. Uji antibakteri ekstrak air, metanol dan kloroform daun kersen menggunakan metode difusi pada konsentrasi 10.000; 40.000; 70.000 dan 100.000 ppm dengan volume 20 μL menunjukkan bahwa ekstrak air pada semua konsentrasi efektif menghambat bakteri S. aureus dan K. rhizophila; ekstrak metanol efektif terhadap S. ­exneri, B. cereus, S. aureus, P. vulgaris, A. hidrophila dan K. rhizophila. Pada konsentrasi 40.000 ppm ke atas ekstrak air baru menunjukkan efektivitas terhadap C. diphteriae, P. vulgaris, S. epidermidis dan A. hydrophyla; ekstrak metanol terhadap C. diphteriae dan L. monocytogenes sedangkan ekstrak kloroform pada S. aureus. Aktivitas antibakteri yang potensial dari ekstrak air dan ekstrak metanol daun kersen pada konsentrasi 40.000 ppm sebanding dengan aktivitas antibakteri antibiotika standar kloramfenikol 30 μg/mL.(1)
 
Ekstrak etanol daun kersen menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap methicillin-sensitive Stapylococcus aureus (MSSA); methicillin-resistent Staphylococcus aureus (MRSA), Bacillus cereus, B. subtilis, Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli dengan KHM masing-masing sebesar 156; 313; >5000, >5000, >5000, >5000 μg/mL. Sedangkan dari 5 fraksi ekstrak etanol, fraksi 5 menunjukkan aktivitas paling kuat terhadap MSSA dan MRSA dengan KHM masing-masing 100 dan 200 μg/mL serta IC50 3,98 dan 32,29 μg/mL. Uji lebih lanjut terhadap senyawa flavonoid yang terkandung dalam fraksi 5 menunjukkan senyawa 2’,4’-dihidroksikalkon memiliki aktivitas paling kuat terhadap MSSA dan MRSA dengan KHM 50 dan 100 μg/mL; sementara kloramfenikol sebagai pembanding memiliki nilai KHM masing-masing 6,25 dan 6,25 μg/mL.(2)  
Ekstrak metanol dan etanol daun kersen yang positif mengandung flavonoid diuji aktivitas antibakteri pada konsentrasi 95 dan 75% menunjukkan diameter hambatan masing-masing terhadap Eschericia coli (1,2; 1,1) cm dan (0,9; 0,7) cm, Pseudomonas aeruginosa (1,1; 1,0) cm dan (1,0; 0,7) cm, Staphylococcus aureus (1,4; 1,1) cm dan (1,0; 0,8) cm, Bacillus subtilis (0,9; 0,8) cm dan (1,0; 1,0) cm.(3)
 
Aktivitas antioksidan
Uji antioksidan ekstrak 10% (b/v) air, etanol, hidroetanol dan petroleum eter dari daun, bunga dan buah kersen menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) free radicalscavenging menunjukkan bahwa ekstrak hidroetanol daun kersen menunjukkan aktivitas antioksidan paling tinggi secara signifikan dengan nilai IC50 sebesar 8,5 μg/mL dibandingkan dengan ekstrak lainnya. Inhibisi paling kuat ditunjukkan pada konsentrasi 40 μg dengan penghambatan sebesar 94,03%. Aktivitas antioksidan ini diduga disebabkan oleh kandungan senyawa fenoliknya.(4)
 
Uji antioksidan lain dengan metode DPPH radical scavenging dan superoxide scavenging terhadap kersen menunjukkan bahwa ekstrak metanol, air dan kloroform daun tanaman ini pada konsentrasi 20, 100 dan 500 μg/mL dengan kandungan fenoliknya berturut turut adalah 2.970,4 ± 6,6; 1.279,9 ± 6,1 dan 2.978,1 ± 4,3 mg/100 g asam galat memiliki aktivitas antioksidan.(5)
 
Ekstrak buah kersen mengandung vitamin C sebesar 33,6 mg ekivalen asam askorbat/g ekstrak (AAE/g ekstrak); vitamin E 14,7 mg ekivalen tokoferol/g ekstrak (TE/g ekstrak); senyawa fenolik total 121,1 mg ekivalen asam galat/g ekstrak (GAE/g ekstrak); flavonoid 173,2 mg ekivalen rutin/g ekstrak (RE/g ekstrak) dan antosianin 82,4 mg ekivalen sianidin-3-glukosida/g ekstrak (CGE/g ekstrak). Ekstrak memiliki aktivitas antioksidan berdasarkan metode DPPH, uji hydroxyl dan nitric oxide radicals  scavenging dengan IC50 masing-masing sebesar 10,6; 24,9 dan 15,01 μg/mL.(6)
Ekstrak etanol daun kersen dengan kandungan senyawa fenolik sebesar 33,33 μg GAE/mg dan flavonoid 123,31 μg katekin ekivalen/mg ekstrak (CHE/mg) memiliki aktivitas antioksidan berdasarkan metode DPPH radical scavenging acivity dengan IC50 79,96 μg/mL.(7)
 
Aktivitas pencerah kulit/ skin lightening
Sekitar 10% sel-sel kulit pada lapisan epidermis memproduksi melanin yang  menyebabkan warna pada kulit. Selama paparan radiasi sinar ultraviolet, proses  melanogenesis diinisiasi oleh enzim tirosinase sehingga warna kulit menjadi lebih gelap. Uji aktivitas pencerah kulit ekstrak air, etanol, etanol 75% dan petroleum eter dari daun, bunga dan buah kersen dengan konsentrasi 10% (b/v) menggunakan uji antitirosinase menunjukkan bahwa ekstrak etanol 75% daun kersen menghambat aktivitas enzim tirosinase sebesar 94±1,97% lebih tinggi dibandingkan ekstrak lainnya.(8) 
Aktivitas antiagregasi platelet
 Pada uji in vitro terhadap senyawa yang diisolasi dari daun kersen, yaitu 2,3-dihidroksi-4,3’,4’,5’-tetrametoksi dihidrokalkon;5,7-dihidroksi-3-metoksiflavon;5,7-dihidroksi-6-metoksiflavon;5,4’-dihidroksi-3,7-dimetoksiflavon; (2S)-7,8,3’,4’,5’- (2S)-5’;-hidroksi-7,8,3’,4’- tetrametoksiflavan, dan metil menunjukkan aktivitas anti agregasi platelet secara signifikan.(9)
 
Aktivitas hepatoprotektif
Uji aktivitas hepatoprotektif terhadap tikus Sprague Dawley yang diinduksi dengan parasetamol peroral pada hari ke-8 yang sebelumnya diberikan ekstrak metanol daun kersen dosis 50, 250 dan 500 mg/kg BB per hari selama 7 hari menunjukkan perbaikan infiltrasi limfosit dan nekrosis jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Pra-perlakuan menggunakan N-asetilsistein dan ekstrak juga menunjukkan penurunan signifikan (p<0,05) tingkat enzim ALT dan AST terhadap kontrol negatif. Kemampuan aktivitas daun kersen sebagai antioksidan diduga berperan dalam aktivitas  hepatoprotektifnya.(10) 
Aktivitas antiinfark miokardial
Ekstrak air daun kersen dosis 300 mg/kg BB peroral pada tikus albino Wistar selama 30 hari sebelum induksi infark miokardial dengan isoproterenol 20 mg/100 g BB secara subkutan. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak dapat menurunkan secara signifikan aktivitas enzim transaminase, laktat dehidrogenase dan kreatin fosfokinase di dalam serum dibandingkan kontrol negatif, serta menurunkan kadar asam urat yang diinduksi isoproterenol hingga mendekati normal. Hal ini menunjukkan aktivitas ekstrak air daun kersen dalam mencegah perubahan biokimia yang diinduksi isoproterenolpada tikus.(11) 
Aktivitas antiin‑amasi
Ekstrak metanol buah kersen dosis 100, 200 dan 300 mg/kg BB secara intraperitoneal mampu mengurangi udem dalam waktu 4 jam pada telapak kaki tikus albino Wistar yang diinduksi 0,1 mL karagenan 1% secara subplantar masing-masing sebesar 24,36; 44,14 dan 62,43%, sedangkan obat standar indometasin dosis 10 mg/kg BB peroral menurunkan udem sebesar 80,48%.(12) 
Aktivitas analgesik
Ekstrak metanol daun kersen dosis 100, 250 dan 500 mg/kg BB yang diberikan peroral 60 menit sebelum induksi radang menggunakan bahan kimia (metode acetic-acid-induced abdominal constriction; formalin-, capsaicin-, glutamate-, serotonin-induced paw licking); serta hot plate test menunjukkan ekstrak mampu menaikkan nilai ambang rasa sakit secara signifikan (p<0,05) pada semua model tes setelah menerima perlakuan dengan 5 mg/kg BB nalokson (senyawa antagonis opioid selektif). Pada uji acetic-acid-induced abdominal constriction terhadap mencit ICR, ekstrak dosis tersebut diatas menghasilkan efek analgesik masing-masing sebesar 30,67; 46,29 dan 67,34%; sedangkan pemberian asam asetil salisilat dosis 100 mg/kg BB menghasilkan efek 57,11%. Pada uji formalin-induced paw licking, dosis 250 dan 500 mg/kg BB menunjukkan efek analgesik pada tikus Sprague Dawley yang signifikan pada fase awal tes, tetapi pada fase akhir tes semua dosis menunjukkan efek analgesik yang signifikan (p<0,05). Pada uji capsaicin- dan glutamate-induced paw licking pada tikus Sprague Dawley, ketiga dosis menunjukkan kisaran persentase analgesik untuk masing-masing uji sebesar 20-62% dan 35-72%. Pra perlakuan dengan pemberian L-arginin (donor NO), L-NAME (inhibitor NOS), metilen blue (inhibitor jalur cGMP), atau kombinasinya juga mampu menurunkan nilai ambang sakit pada mencit ICR secara signifikan (p<0,05). Pada uji hot plate pada mencit ICR, dosis 500 mg/kg BB secara signifikan mampu memperpanjang waktu laten timbulnya kesakitan secara signifikan (p<0,001). Hal ini menunjukkan bahwa efek penurunan ambang rasa sakit ekstrak metanol daun kersen melalui mekanisme perifer maupun sentral dan modulasi reseptor opioid dan jalur NO/cGMP.(13) 
Pemberian ekstrak metanol daun kersen dosis 100, 250 dan 500 mg/kg BB peroral pada mencit ICR sebelum induksi nosisepsi dengan phorbol 12-myristat 13-acetat (PMA) menunjukkan pada dosis 500 mg/kg BB memiliki kemampuan aktivitas analgesik yang setara asam asetil salisilat 100 mg/kg BB dengan persentase aktivitas analgesik sebesar 58,55 dan 55,36%.Ekstrak tersebut di atas dosis 500 mg/kg BB pada mencit yang diinduksi dengan injeksi intraplantar 10 nmol bradikinin menunjukkan aktivitas analgesik sebesar 53,92%, sedangkan asam asetil salisilat pada dosis 100 mg/kg BB peroral memberikan aktivitas sebesar 51,09%.Praperlakuan dengan ekstrak 500 mg/kg BB kombinasi masing-masing dengan 10 mg/kg BB glibenklamid, antagonis reseptor opioid μ, ‑ ‑d dan k dan antagonis reseptor non opioid secara signifikan mampu mengantagonis (reversed) aktivitas analgesik ekstrak kersen. Sedangkan praperlakuan dengan antagonis reseptor kolinergik  non-selektif, antagonis 1-noradrenergik dan antagonis dopaminergik non selektif tidak mempengaruhi aktivitas antinosiseptif ekstrak. Hal ini menunjukkan aktivitas  antinosiseptif ekstrak metanol kersen melibatkan aktivasi reseptor opioid non-selektif (khususnya reseptor opioid μ, ‑ d dan k ), reseptor non-opioid (khususnya adenosinergik, 2 noradrenergik, dan -adrenergik), serta modulasi K+ channel, inhibisi bradikinin dan protein kinase.(14)
 
Aktivitas hipotensif
Fraksi larut air dari ekstrak metanol (water soluble extract/WSE) daun kersen yang diberikan secara intravena dosis 10, 25, 50, 70 dan 100 mg/kg BB pada tikus Sprague Dawley yang dianestesi dapat menyebabkan terjadinya hipotensi awal/ inisial selama 10 menit. Selain itu terjadi penundaan penurunan sistemic arterial pressure (SAP) yang dimulai antara menit ke-90 hingga 180 setelah injeksi WSE, tetapi tidak berpengaruh signifikan pada denyut jantung dan konsentrasi elektrolit darah. Pada pemberian ekstrak dosis 50 mg/kg BB tidak menyebabkan efek hipotensif jika diberikan praperlakuan dengan pemberian inhibitor iNOS non selektif (L-NAME 0,325 mg/kg BB/menit selama 5 menit) atau inhibitor sGC (ODQ, 0,2 mg/kg/menit selama 5 menit). Efek hipotensif awal juga tidak terjadi pada praperlakuan dengan eNOS inhibitor (L-NIO, 1 mg/kg BB/menit selama 5 menit), tetapi praperlakuan dengan inhibitor iNOS lainnya (SMT, 0,5 mg/kg BB/menit selama 5 menit) menyebabkan penundaan turunnya SAP. Ekstrak juga menyebabkan naiknya konsentrasi nitrat/nitrit plasma dan naiknya ekspresi protein iNOS di jantung dan aorta toraks. NO berperan penting dalam mengatur homeostasis kardiovaskular karena mempengaruhi fungsi vaskular seperti vasorelaksasi, mekanisme anti radang dan antiplatelet. Hal ini menunjukkan potensi ekstrak dalam menimbulkan efek hipotensif melalui mekanisme produksi NO melalui aktivasi jalur NO/sGC/CGMP.(15) 
Fraksi larut n-butanol (n-butanol soluble fraction/ BSF) ekstrak metanol daun kersen dosis 10-100 mg/kg BB secara intravena pada tikus hipertensi (spontaneously  hypertensive rats (SHR)) menunjukkan terjadinya aktivitas antihipertensi bifasik tergantung dosis dan aktivitas bradikardia. Hal ini ditandai dengan terjadinya initial cardiovascular depressive eects selama 10 menit dan perpanjangan cardiovascular depressive eects yang dimulai antara menit ke-40 hingga 120 setelah injeksi BSF. Pada dosis 25 mg/kg BB, efek ini tidak terjadi jika diberikan praperlakuan dengan inhibitor NO nonselektif, inhibitor sGC, atau inhibitor protein kinase G. Initial cardiovascular depressive eects tidak terjadi pada praperlakuan dengan eNOS inhibitor, tetapi praperlakuan dengan iNOS inhibitor menyebabkan perpanjangan cardiovascular  depressive efects. Efek depresif kardiovaskular lebih tinggi pada tikus hipertensi dibandingkan pada tikus normal. Hal ini menunjukkan potensi ekstrak dalam menimbulkan efek hipotensif melalui mekanisme produksi NO melalui aktivasi jalur sGC/cGMP/PKG.(16) 
Aktivitas antidiabetik
Ekstrak metanol daun kersen dosis 500 mg/kg BB peroral pada tikus jantan Wistar yang diinduksi diabetes dengan aloksan (135 mg/kg BB, intraperitoneal) mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan (p<0,001) setelah 6 jam sebesar 26,47%  dibandingkan kontrol negatif; sedangkan obat standar glipizid 5 mg/kg BB menurunkan gula darah sebesar 36,75%. Pada uji toleransi glukosa, kadar glukosa darah 60 menit setelah pemberian obat standar glipizid 5 mg/kg BB dan ekstrak 500 mg/kg BB secara signifikan menurun (p<0,01) dibandingkan kontrol negatif (glukosa 1,5 g/kg BB).(17)
 
Aktivitas gastroprotektif
Ekstrak metanol daun kersen dosis 100, 250 dan 500 mg/kg BB peroral pada tikus Sprague Dawley yang diinduksi tukak dengan ligasi pilorus menunjukkan terjadinya penurunan secara signifikan (p<0,05) luas area tukak yang terbentuk dibandingkan kontrol negatif masing-masing sebesar 77,6; 79,3 dan 77,6%; sedangkan ranitidin 100 mg/kg BB sebagai kontrol positif menurunkan luas area tukak yang terjadi sebesar 87,9%. Ekstrak pada ketiga dosis dan ranitidin juga menurunkan  volume sekresi cairan lambung sebesar 62% (p<0,01); 72% (p<0,001); 71% (p<0,001); dan 83% (p<0,001); menurunkan total keasaman sebesar 25% (p<0,05); 8% (tidak signifikan); 36% (p<0,001); dan 41% (p<0,001), sedangkan volume mukus lambung naik pada semua dosis maupun kontrol positif secara signifikan. Pada pengukuran kadar mediator antiinflamasi secara in vitro menggunakan uji lipoksigenase dan ksantin oksidase menunjukkan pada konsentrasi ekstrak 100 mg/mL mampu menginhibisi timbulnya enzim mediator radang lipoksigenase sebesar 87,65% dan xantin oksidase sebesar 51,89%. Pengukuran antioksidan menggunakan superoxide scavening, DPPH radical scavenging dan ORAC assay menunjukkan pada konsentrasi ekstrak 200 μg/mL memiliki aktivitas sebesar 99,32%; 98,68% dan 24,955 μM TE/100 g, sedangkan pengukuran kandungan fenolik total menunjukkan 2.751,26 mg/100 g asam galat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi gastroprotektif ekstrak metanol kersen diduga melalui mekanisme inhibisi sekresi cairan lambung, antioksidan dan antiinflamasi.(18)
 
Aktivitas sitotoksik
Uji in vitro menggunakan metode MTT terhadap senyawa yang diisolasi dari kulit batang kersen yaitu 8-hidroksi-7,3’,4’,5’-tetrametoksiflavon; 8,4’-dihidroksi-7,3’,5’-trimetoksiflavon; dan 3- hidroksi-1-(3,5-dimetoksi-4-hidroksifenil)propan-1-on menunjukkan aktivitas sitotoksisitas terhadap sel P-388 dengan cytotoxic concentration (CC50) berturut-turut 3,56; 3,71 dan 3,27 μg/mL.(19)
 
Uji lain menggunakan metode MTT, ekstrak air dan metanol daun kersen dengan konsentrasi 20, 100 dan 500 μg/mL mampu menghambat proliferasi sel kanker MCF-7,
HeLa, HT-29, HL-60 dan K-562, sedangkan ekstrak kloroform menghambat proliferasi sel MCF-7, HeLa, HL-60 dan K-562. Semua ekstrak tidak menunjukkan aktivitas penghambatan proliferasi sel MDA-MB-231. Semua ekstrak juga tidak menghambat proliferasi sel normal 3T3.(5)
Toksisitas :
Uji toksisitas akut lainnya yang menggunakan tikus jantan galur Wistar (n=6) terhadap ekstrak metanol yang diperoleh dengan metode maserasi dari daun kersen pada dosis 300, 500 dan 2.000 mg/kg BB peroral menunjukkan tidak adanya kematian dan gejala toksik pada hewan coba setelah pengamatan hingga 14 hari.(20)

Uji toksisitas akut menggunakan pedoman OECD 420 terhadap ekstrak metanol yang dibuat secara maserasi dari daun kersen pada tikus jantan galur Sprague Dawley (n=6) dosis hingga 5.000 mg/kg BB peroral tidak menunjukkan adanya kematian dan gejala toksik pada hewan coba setelah pengamatan hingga 14 hari. Tidak dijumpai perubahan signifikan pada parameter hepatologi.(21) 
Daftar Pustaka :
  1. Zakaria ZA, Fatimah CA, Jais AMM, Zaiton H, Henie EFP, ulaiman MR, et al. The in vitro antibacterial activity of Muntingia calabura extracts. Int J Pharmacol [Internet]. 006 Apr 1 [cited 2014 Jul 14];2(4):439–42.
  2. Sufian AS, Ramasamy K, Ahmat N, Zakaria ZA, Yusof MIM. solation and identification of antibacterial and cytotoxic ompounds from the leaves of  Muntingia calabura L. J thnopharmacol [Internet]. 2013 Mar 7 [cited 2014 Jul
    14];146(1):198–204.
  3. Arum YP, Supartono, Sudarmin. Isolasi dan uji daya ntimikroba ekstrak daun kersen (Muntingia calabura). J IPA [Internet]. 2012;35(2):165–74.
  4. Balakrishnan KP. Tyrosinase inhibition and antioxidant roperties of Muntingia calabura extracts: in vitro studies. nt J Pharma Bio Sci. 2011;2(1):294–303.
  5. Zakaria ZA, Mohamed AM, Jamil NSM, Rofiee MS, Hussain K, Sulaiman MR, et al. In vitro antiproliferative and antioxidant activities of the extracts of Muntingia calabura leaves. Am J Chin Med [Internet]. 2011 Jan [cited 2014
    Jul 15];39(1):183–200.
  6. Gomathi R, Anusuya N, Manian S. A dietary antioxidant upplementation of Jamaican cherries (Muntingia alabura L.) attenuates inflammatory related disorders. ood Sci Biotechnol [Internet]. 2013 Jun 30 [cited 2014 Jul 14];22(3):787–94.
  7. M AS, Bodke YD, A C. Antioxidant and in vivo nti-hyperglycemic activity of Muntingia calabura leaves xtracts. Der Pharm Lett. 2013;5(3):427–35.
  8. Balakrishnan KP. Tyrosinase inhibition and antioxidant properties of Muntingia calabura extracts: in vitro studies. Int J Pharma Bio Sci. 2011;2(1):294–303.
  9. Chen J-J, Lee H-H, Shih C-D, Liao C-H, Chen I-S, Chou T-H. New dihydrochalcones and anti-platelet aggregation constituents from the leaves of Muntingia calabura. Planta Med [Internet]. 2007 Jun [cited 2014 Jul 14];73(6):572–7.
  10. Mahmood ND, Mamat SS, Kamisan FH, Yahya F, Kamarolzaman MFF, Nasir N, et al. Amelioration of paracetamol-induced hepatotoxicity in rat by the administration of methanol extract of Muntingia calabura L. leaves. Biomed Res Int. 2014 Jan;2014:695678.
  11. Nivethetha M, Jayasri J, Brindha P. Effects of Muntingia calabura L. on isoproterenol-induced myocardial infarction. Singapore Med J [Internet]. 2009 Mar [cited 2014 Jul 15];50(3):300–2.
  12. Preethi K, Premasudha P, Keerthana K. Anti-inflammatory Activity of Muntingia calabura Fruits. Pharmacogn J [Internet]. 2012 Jul [cited 2014 Jul 15];4(30):51–6.
  13. Sani MHM, Zakaria ZA, Balan T, Teh LK, Salleh MZ. Antinociceptive activity of methanol extract of Muntingia calabura leaves and the mechanisms of action involved. Evid Based Complement Alternat Med [Internet]. 2012 Jan [cited 2014 Jul 15];2012:890361.
  14. Zakaria ZA, Mohd Sani MH, Cheema MS, Kader AA, Kek TL, Salleh MZ. Antinociceptive activity of methanolic extract of Muntingia calabura leaves: further elucidation of the possible mechanisms. BMC Complement Altern Med
    [Internet]. 2014 Jan [cited 2014 Jul 15];14:63.
  15. Shih C-D, Chen J-J, Lee H-H. Activation of nitric oxide signaling pathway mediates hypotensive effect of Muntingia calabura L. (Tiliaceae) leaf extract. Am J Chin Med [Internet]. 2006 Jan [cited 2014 Jul 15];34(5):857–72.
  16. Shih C-D. Activation of nitric oxide/cGMP/PKG signaling cascade mediates antihypertensive effects of Muntingia calabura in anesthetized spontaneously hypertensive rats. Am J Chin Med [Internet]. 2009 Jan [cited 2014 Jul 15];37(6):1045–58.
  17. Sridhar M, Thirupathi K, Chaitanya G, Kumar BR, Mohan GK. Antidiabetic effect of leaves of Muntingia calabura L., in normal and alloxan-induced diabetic rats. Pharmacologyonline. 2011;632:626–32.
  18. Zakaria ZA, Balan T, Suppaiah V, Ahmad S, Jamaludin F. Mechanism(s) of action involved in the gastroprotective activity of Muntingia calabura. J  Ethnopharmacol [Internet]. 2014 Feb 12 [cited 2014 Jul 15];151(3):1184–93.
  19. Chen J-J, Lin R-W, Duh C-Y, Huang H-Y, Chen I-S. Flavones and cytotoxic constituents from the stem bark of Muntingia Calabura. J Chinese Chem Soc [Internet]. WILEY-VCH Verlag; 2004;51(3):665–70. Available from: http://dx.doi.org/10.1002/jccs.200400100.
  20. Mohamad Yusof MI, Salleh MZ, Lay Kek T, Ahmat N, Nik Azmin NF, Zakaria ZA. Activity-guided isolation of bioactive constituents with antinociceptive activity from Muntingia calabura L. leaves using the formalin test. Evid Based
    Complement Alternat Med [Internet]. 2013 Jan [cited 2014].
  21. Sridhar, M., K. Thirupathi, G. Chaitanya, B. R. Kumar, and G. K. Mohan. "Antidiabetic effect of leaves of Muntingia calabura L., in normal and alloxan-induced diabetic rats." Pharmacologyonline 2 (2011): 626-632.
     

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

About

Informasi herbal di situs ini dimaksudkan hanya untuk tujuan memperkaya informasi seputar herbal atau sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan untuk memberikan/ menerima suatu terapi herbal. Informasi tersebut tidak ditujukan sebagai pengganti terapi oleh praktisi kesehatan yang berwenang. Pengelola situs tidak bertanggung jawab atas konsekuensi/akibat dari penggunaan informasi herbal ini.