KERSEN (Muntingia calabura L.)
|
Beberapa aktifitas biologi yang telah diteliti
:
Aktivitas
antimikroba
Beberapa penelitian terhadap kersen menunjukkan adanya
potensi aktivitas antibakteri, namun jika dibandingkan dengan antibiotika
standar efektivitasnya masih lebih rendah. Uji antibakteri ekstrak air,
metanol dan kloroform daun kersen menggunakan metode difusi pada konsentrasi
10.000; 40.000; 70.000 dan 100.000 ppm dengan volume 20 μL menunjukkan bahwa
ekstrak air pada semua konsentrasi efektif menghambat bakteri S. aureus
dan K. rhizophila; ekstrak metanol efektif terhadap S. exneri, B.
cereus, S. aureus, P. vulgaris, A. hidrophila dan K. rhizophila.
Pada konsentrasi 40.000 ppm ke atas ekstrak air baru menunjukkan efektivitas
terhadap C. diphteriae, P. vulgaris, S. epidermidis dan A.
hydrophyla; ekstrak metanol terhadap C. diphteriae dan L.
monocytogenes sedangkan ekstrak kloroform pada S. aureus. Aktivitas
antibakteri yang potensial dari ekstrak air dan ekstrak metanol daun kersen
pada konsentrasi 40.000 ppm sebanding dengan aktivitas antibakteri
antibiotika standar kloramfenikol 30 μg/mL.(1)
Ekstrak etanol daun kersen menunjukkan aktivitas
antibakteri terhadap methicillin-sensitive Stapylococcus aureus
(MSSA); methicillin-resistent Staphylococcus aureus (MRSA), Bacillus
cereus, B. subtilis, Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli
dengan KHM masing-masing sebesar 156; 313; >5000, >5000, >5000,
>5000 μg/mL. Sedangkan dari 5 fraksi ekstrak etanol, fraksi 5 menunjukkan
aktivitas paling kuat terhadap MSSA dan MRSA dengan KHM masing-masing 100 dan
200 μg/mL serta IC50 3,98 dan 32,29 μg/mL. Uji lebih lanjut terhadap senyawa
flavonoid yang terkandung dalam fraksi 5 menunjukkan senyawa
2’,4’-dihidroksikalkon memiliki aktivitas paling kuat terhadap MSSA dan MRSA
dengan KHM 50 dan 100 μg/mL; sementara kloramfenikol sebagai pembanding
memiliki nilai KHM masing-masing 6,25 dan 6,25 μg/mL.(2)
Ekstrak metanol dan etanol daun kersen yang positif
mengandung flavonoid diuji aktivitas antibakteri pada konsentrasi 95 dan 75%
menunjukkan diameter hambatan masing-masing terhadap Eschericia coli
(1,2; 1,1) cm dan (0,9; 0,7) cm, Pseudomonas aeruginosa (1,1; 1,0) cm
dan (1,0; 0,7) cm, Staphylococcus aureus (1,4; 1,1) cm dan (1,0; 0,8)
cm, Bacillus subtilis (0,9; 0,8) cm dan (1,0; 1,0) cm.(3)
Aktivitas
antioksidan
Uji
antioksidan ekstrak 10% (b/v) air, etanol, hidroetanol dan petroleum eter
dari daun, bunga dan buah kersen menggunakan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH)
free radicalscavenging menunjukkan bahwa ekstrak hidroetanol daun
kersen menunjukkan aktivitas antioksidan paling tinggi secara signifikan
dengan nilai IC50 sebesar 8,5 μg/mL dibandingkan dengan ekstrak lainnya.
Inhibisi paling kuat ditunjukkan pada konsentrasi 40 μg dengan penghambatan
sebesar 94,03%. Aktivitas antioksidan ini diduga disebabkan oleh kandungan
senyawa fenoliknya.(4)
Uji
antioksidan lain dengan metode DPPH radical scavenging dan superoxide
scavenging terhadap kersen menunjukkan bahwa ekstrak metanol, air dan
kloroform daun tanaman ini pada konsentrasi 20, 100 dan 500 μg/mL dengan
kandungan fenoliknya berturut turut adalah 2.970,4 ± 6,6; 1.279,9 ± 6,1 dan
2.978,1 ± 4,3 mg/100 g asam galat memiliki aktivitas antioksidan.(5)
Ekstrak
buah kersen mengandung vitamin C sebesar 33,6 mg ekivalen asam askorbat/g
ekstrak (AAE/g ekstrak); vitamin E 14,7 mg ekivalen tokoferol/g ekstrak (TE/g
ekstrak); senyawa fenolik total 121,1 mg ekivalen asam galat/g ekstrak (GAE/g
ekstrak); flavonoid 173,2 mg ekivalen rutin/g ekstrak (RE/g ekstrak) dan
antosianin 82,4 mg ekivalen sianidin-3-glukosida/g ekstrak (CGE/g ekstrak).
Ekstrak memiliki aktivitas antioksidan berdasarkan metode DPPH, uji hydroxyl
dan nitric oxide radicals scavenging dengan IC50
masing-masing sebesar 10,6; 24,9 dan 15,01 μg/mL.(6)
Ekstrak
etanol daun kersen dengan kandungan senyawa fenolik sebesar 33,33 μg GAE/mg
dan flavonoid 123,31 μg katekin ekivalen/mg ekstrak (CHE/mg) memiliki
aktivitas antioksidan berdasarkan metode DPPH radical scavenging acivity dengan
IC50 79,96 μg/mL.(7)
Aktivitas
pencerah kulit/ skin lightening
Sekitar
10% sel-sel kulit pada lapisan epidermis memproduksi melanin yang
menyebabkan warna pada kulit. Selama paparan radiasi sinar ultraviolet,
proses melanogenesis diinisiasi oleh enzim tirosinase sehingga warna
kulit menjadi lebih gelap. Uji aktivitas pencerah kulit ekstrak air, etanol,
etanol 75% dan petroleum eter dari daun, bunga dan buah kersen dengan
konsentrasi 10% (b/v) menggunakan uji antitirosinase menunjukkan bahwa
ekstrak etanol 75% daun kersen menghambat aktivitas enzim tirosinase sebesar
94±1,97% lebih tinggi dibandingkan ekstrak lainnya.(8)
Aktivitas
antiagregasi platelet
Pada
uji in vitro terhadap senyawa yang diisolasi dari daun kersen, yaitu
2,3-dihidroksi-4,3’,4’,5’-tetrametoksi
dihidrokalkon;5,7-dihidroksi-3-metoksiflavon;5,7-dihidroksi-6-metoksiflavon;5,4’-dihidroksi-3,7-dimetoksiflavon;
(2S)-7,8,3’,4’,5’- (2S)-5’;-hidroksi-7,8,3’,4’- tetrametoksiflavan, dan metil
menunjukkan aktivitas anti agregasi platelet secara signifikan.(9)
Aktivitas
hepatoprotektif
Uji
aktivitas hepatoprotektif terhadap tikus Sprague Dawley yang diinduksi dengan
parasetamol peroral pada hari ke-8 yang sebelumnya diberikan ekstrak metanol
daun kersen dosis 50, 250 dan 500 mg/kg BB per hari selama 7 hari menunjukkan
perbaikan infiltrasi limfosit dan nekrosis jika dibandingkan dengan kontrol
negatif. Pra-perlakuan menggunakan N-asetilsistein dan ekstrak juga
menunjukkan penurunan signifikan (p<0,05) tingkat enzim ALT dan AST
terhadap kontrol negatif. Kemampuan aktivitas daun kersen sebagai antioksidan
diduga berperan dalam aktivitas hepatoprotektifnya.(10)
Aktivitas
antiinfark miokardial
Ekstrak
air daun kersen dosis 300 mg/kg BB peroral pada tikus albino Wistar selama 30
hari sebelum induksi infark miokardial dengan isoproterenol 20 mg/100 g BB
secara subkutan. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak dapat menurunkan secara signifikan
aktivitas enzim transaminase, laktat dehidrogenase dan kreatin fosfokinase di
dalam serum dibandingkan kontrol negatif, serta menurunkan kadar asam urat
yang diinduksi isoproterenol hingga mendekati normal. Hal ini menunjukkan
aktivitas ekstrak air daun kersen dalam mencegah perubahan biokimia yang
diinduksi isoproterenolpada tikus.(11)
Aktivitas
antiin‑amasi
Ekstrak
metanol buah kersen dosis 100, 200 dan 300 mg/kg BB secara intraperitoneal
mampu mengurangi udem dalam waktu 4 jam pada telapak kaki tikus albino Wistar
yang diinduksi 0,1 mL karagenan 1% secara subplantar masing-masing sebesar
24,36; 44,14 dan 62,43%, sedangkan obat standar indometasin dosis 10 mg/kg BB
peroral menurunkan udem sebesar 80,48%.(12)
Aktivitas
analgesik
Ekstrak
metanol daun kersen dosis 100, 250 dan 500 mg/kg BB yang diberikan peroral 60
menit sebelum induksi radang menggunakan bahan kimia (metode
acetic-acid-induced abdominal constriction; formalin-, capsaicin-, glutamate-,
serotonin-induced paw licking); serta hot plate test menunjukkan ekstrak
mampu menaikkan nilai ambang rasa sakit secara signifikan (p<0,05) pada semua model tes
setelah menerima perlakuan dengan 5 mg/kg BB nalokson (senyawa antagonis
opioid selektif). Pada
uji acetic-acid-induced abdominal constriction terhadap mencit ICR, ekstrak
dosis tersebut diatas menghasilkan efek analgesik masing-masing sebesar
30,67; 46,29 dan 67,34%; sedangkan pemberian asam asetil salisilat dosis 100
mg/kg BB menghasilkan efek 57,11%. Pada uji formalin-induced paw licking,
dosis 250 dan 500 mg/kg BB menunjukkan efek analgesik pada tikus Sprague
Dawley yang signifikan pada fase awal tes, tetapi pada fase akhir tes semua
dosis menunjukkan efek analgesik yang signifikan (p<0,05). Pada
uji capsaicin- dan glutamate-induced paw licking pada tikus Sprague Dawley,
ketiga dosis menunjukkan kisaran persentase analgesik untuk masing-masing uji
sebesar 20-62% dan 35-72%. Pra perlakuan dengan pemberian L-arginin (donor NO),
L-NAME (inhibitor NOS), metilen blue (inhibitor jalur cGMP), atau
kombinasinya juga mampu menurunkan nilai ambang sakit pada mencit ICR secara
signifikan (p<0,05). Pada uji hot plate pada mencit ICR, dosis 500 mg/kg
BB secara signifikan mampu memperpanjang waktu laten timbulnya kesakitan
secara signifikan (p<0,001). Hal ini menunjukkan bahwa efek penurunan
ambang rasa sakit ekstrak metanol daun kersen melalui mekanisme perifer maupun sentral dan modulasi reseptor opioid dan
jalur NO/cGMP.(13)
Pemberian
ekstrak metanol daun kersen dosis 100, 250 dan 500 mg/kg BB peroral pada
mencit ICR sebelum induksi nosisepsi dengan phorbol 12-myristat 13-acetat
(PMA) menunjukkan pada dosis 500 mg/kg BB memiliki kemampuan aktivitas analgesik
yang setara asam asetil salisilat 100 mg/kg BB dengan persentase aktivitas
analgesik sebesar 58,55 dan 55,36%.Ekstrak
tersebut di atas dosis 500 mg/kg BB pada mencit yang diinduksi dengan injeksi
intraplantar 10 nmol bradikinin menunjukkan aktivitas analgesik sebesar
53,92%, sedangkan asam asetil salisilat pada dosis 100 mg/kg BB peroral
memberikan aktivitas sebesar 51,09%.Praperlakuan
dengan ekstrak 500 mg/kg BB kombinasi masing-masing dengan 10 mg/kg BB
glibenklamid, antagonis reseptor opioid μ, ‑ ‑d dan k dan antagonis reseptor
non opioid secara signifikan mampu mengantagonis (reversed) aktivitas
analgesik ekstrak kersen. Sedangkan praperlakuan dengan antagonis reseptor
kolinergik non-selektif, antagonis 1-noradrenergik dan antagonis
dopaminergik non selektif tidak mempengaruhi aktivitas antinosiseptif ekstrak. Hal ini menunjukkan
aktivitas antinosiseptif ekstrak metanol kersen melibatkan aktivasi
reseptor opioid non-selektif (khususnya reseptor opioid μ, ‑ d dan k ),
reseptor non-opioid (khususnya adenosinergik, 2 noradrenergik, dan
-adrenergik), serta modulasi K+ channel, inhibisi bradikinin dan protein
kinase.(14)
Aktivitas
hipotensif
Fraksi
larut air dari ekstrak metanol (water soluble extract/WSE) daun kersen yang
diberikan secara intravena dosis 10, 25, 50, 70 dan 100 mg/kg BB pada tikus Sprague Dawley yang dianestesi dapat menyebabkan terjadinya hipotensi awal/ inisial
selama 10 menit. Selain itu terjadi penundaan penurunan sistemic arterial
pressure (SAP) yang dimulai antara menit ke-90 hingga 180 setelah injeksi WSE, tetapi tidak
berpengaruh signifikan pada denyut jantung dan konsentrasi elektrolit darah.
Pada pemberian ekstrak dosis 50 mg/kg BB tidak menyebabkan efek hipotensif
jika diberikan praperlakuan dengan pemberian inhibitor iNOS non selektif
(L-NAME 0,325 mg/kg BB/menit selama 5 menit) atau inhibitor sGC (ODQ, 0,2
mg/kg/menit selama 5 menit). Efek hipotensif awal juga tidak terjadi pada praperlakuan dengan eNOS inhibitor (L-NIO, 1
mg/kg BB/menit selama 5 menit), tetapi praperlakuan dengan inhibitor iNOS
lainnya (SMT, 0,5 mg/kg BB/menit selama 5 menit) menyebabkan penundaan
turunnya SAP. Ekstrak juga menyebabkan naiknya konsentrasi nitrat/nitrit
plasma dan naiknya ekspresi protein iNOS di jantung dan aorta toraks. NO
berperan penting dalam mengatur homeostasis kardiovaskular karena mempengaruhi fungsi vaskular seperti vasorelaksasi,
mekanisme anti radang dan antiplatelet. Hal ini menunjukkan potensi ekstrak
dalam menimbulkan efek hipotensif melalui mekanisme produksi NO melalui
aktivasi jalur NO/sGC/CGMP.(15)
Fraksi
larut n-butanol (n-butanol soluble fraction/ BSF) ekstrak metanol daun kersen
dosis 10-100 mg/kg BB secara intravena pada tikus hipertensi
(spontaneously hypertensive rats (SHR)) menunjukkan terjadinya
aktivitas antihipertensi bifasik tergantung dosis dan aktivitas bradikardia. Hal ini ditandai dengan
terjadinya initial cardiovascular depressive eects selama 10 menit dan
perpanjangan cardiovascular depressive eects yang dimulai antara menit ke-40 hingga 120 setelah injeksi
BSF. Pada dosis 25 mg/kg BB, efek ini tidak terjadi jika diberikan
praperlakuan dengan inhibitor NO nonselektif, inhibitor sGC, atau inhibitor
protein kinase G. Initial cardiovascular depressive eects tidak terjadi pada
praperlakuan dengan eNOS inhibitor, tetapi praperlakuan dengan iNOS inhibitor
menyebabkan perpanjangan cardiovascular depressive efects. Efek
depresif kardiovaskular lebih tinggi pada tikus hipertensi dibandingkan pada
tikus normal. Hal ini menunjukkan potensi ekstrak dalam menimbulkan efek
hipotensif melalui mekanisme produksi NO melalui aktivasi jalur sGC/cGMP/PKG.(16)
Aktivitas
antidiabetik
Ekstrak
metanol daun kersen dosis 500 mg/kg BB peroral pada tikus jantan Wistar yang
diinduksi diabetes dengan aloksan (135 mg/kg BB, intraperitoneal) mampu
menurunkan kadar gula darah secara signifikan (p<0,001) setelah 6 jam sebesar
26,47% dibandingkan kontrol negatif; sedangkan obat standar glipizid 5
mg/kg BB menurunkan gula darah sebesar 36,75%. Pada uji toleransi glukosa,
kadar glukosa darah 60 menit setelah pemberian obat standar glipizid 5 mg/kg
BB dan ekstrak 500 mg/kg BB secara signifikan menurun (p<0,01)
dibandingkan kontrol negatif (glukosa 1,5 g/kg BB).(17)
Aktivitas
gastroprotektif
Ekstrak
metanol daun kersen dosis 100, 250 dan 500 mg/kg BB peroral pada tikus
Sprague Dawley yang diinduksi tukak dengan ligasi pilorus menunjukkan
terjadinya penurunan secara signifikan (p<0,05) luas area tukak yang
terbentuk dibandingkan kontrol negatif masing-masing sebesar 77,6; 79,3 dan
77,6%; sedangkan ranitidin 100 mg/kg BB sebagai kontrol positif menurunkan
luas area tukak yang terjadi sebesar 87,9%. Ekstrak pada ketiga dosis dan
ranitidin juga menurunkan volume sekresi cairan lambung sebesar 62%
(p<0,01); 72% (p<0,001); 71% (p<0,001); dan 83% (p<0,001);
menurunkan total keasaman sebesar 25% (p<0,05); 8% (tidak signifikan); 36%
(p<0,001); dan 41% (p<0,001), sedangkan volume mukus lambung naik pada
semua dosis maupun kontrol positif secara signifikan. Pada
pengukuran kadar mediator antiinflamasi secara in vitro menggunakan uji
lipoksigenase dan ksantin oksidase menunjukkan pada konsentrasi ekstrak 100
mg/mL mampu menginhibisi timbulnya enzim mediator radang lipoksigenase
sebesar 87,65% dan xantin oksidase sebesar 51,89%. Pengukuran antioksidan
menggunakan superoxide scavening, DPPH radical scavenging dan ORAC assay menunjukkan pada
konsentrasi ekstrak 200 μg/mL memiliki aktivitas sebesar 99,32%; 98,68% dan
24,955 μM TE/100 g, sedangkan pengukuran kandungan fenolik total menunjukkan
2.751,26 mg/100 g asam galat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi gastroprotektif
ekstrak metanol kersen diduga melalui mekanisme inhibisi sekresi cairan
lambung, antioksidan dan antiinflamasi.(18)
Aktivitas
sitotoksik
Uji
in vitro menggunakan metode MTT terhadap senyawa yang diisolasi dari kulit
batang kersen yaitu 8-hidroksi-7,3’,4’,5’-tetrametoksiflavon;
8,4’-dihidroksi-7,3’,5’-trimetoksiflavon; dan 3-
hidroksi-1-(3,5-dimetoksi-4-hidroksifenil)propan-1-on menunjukkan aktivitas
sitotoksisitas terhadap sel P-388 dengan cytotoxic concentration (CC50)
berturut-turut 3,56; 3,71 dan 3,27 μg/mL.(19)
Uji
lain menggunakan metode MTT, ekstrak air dan metanol daun kersen dengan
konsentrasi 20, 100 dan 500 μg/mL mampu menghambat proliferasi sel kanker
MCF-7,
HeLa, HT-29, HL-60 dan K-562, sedangkan ekstrak kloroform menghambat proliferasi sel MCF-7, HeLa, HL-60 dan K-562. Semua ekstrak tidak menunjukkan aktivitas penghambatan proliferasi sel MDA-MB-231. Semua ekstrak juga tidak menghambat proliferasi sel normal 3T3.(5) |
Toksisitas
:
Uji
toksisitas akut lainnya yang menggunakan tikus jantan galur Wistar (n=6)
terhadap ekstrak metanol yang diperoleh dengan metode maserasi dari daun
kersen pada dosis 300, 500 dan 2.000 mg/kg BB peroral menunjukkan tidak
adanya kematian dan gejala toksik pada hewan coba setelah pengamatan hingga
14 hari.(20)
Uji toksisitas akut menggunakan pedoman OECD 420 terhadap ekstrak metanol yang dibuat secara maserasi dari daun kersen pada tikus jantan galur Sprague Dawley (n=6) dosis hingga 5.000 mg/kg BB peroral tidak menunjukkan adanya kematian dan gejala toksik pada hewan coba setelah pengamatan hingga 14 hari. Tidak dijumpai perubahan signifikan pada parameter hepatologi.(21) |
Daftar Pustaka
:
|
Selasa, 26 Januari 2016
KERSEN, Potensi Pelindung Kesehatan
Posted by Obat PenawarKu
On 19.46
| No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar