Perkembangan teknologi informasi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan akan aksesinformasi secara cepat, lebih fleksibel dan luas, telah menciptakan berbagai terobosan, salah satunya adalah yang dikenal dengan istilah “Internet”. Berdasarkan data salah satu survei, diperoleh informasi bahwa pengguna internet di Indonesia tahun 2013 baik perdesaan dan perkotaan telah mencapai angka 71,19 juta orang; dari jumlah tersebut diketahui 78,49% responden memanfaatkan internet untuk mencari berita/informasi (urutan kedua) dan 77,81% memanfaatkan untuk mencari barang/jasa (urutan ketiga).1
Sementara
itu, dunia perdagangan saat ini menjadi tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Mobilitas
manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa
dan barang dengan secara cepat dan mudah sesuai dengan permintaan konsumen. Hal
tersebut mendorong munculnya transaksi secara online menggunakan media internet
(e-commerce dan e-business) untuk menghubungkan antara produsen
dan konsumen. Fenomena pemasaran tersebut tentunya dialami juga oleh produk-produk
“Herbal (Jamu)”.
Belanja Online
produk herbal
Tren
global untuk kembali ke alam dalam kaitan penggunaan obat herbal, meluas tidak hanya
bertujuan untuk memelihara kesehatan, mengatasi masalah kesehatan yang ringan
dan memulihkan kesehatan, tetapi
terdapat kecenderungan herbal dimanfaatkan sebagai upaya alternatif untuk mengatasi
kondisi medis yang lebih serius (penyakit tidak menular) seperti penyakit jantung,
kanker, diabetes dan asma.2
Hal
tersebut didasari berbagai alasan dan pertimbangan seperti harga lebih “murah”,
kemudahan memperoleh, adanya ketidakpuasan terhadap hasil pengobatan konvensional
(misalnya karena isu efek samping) dan untuk beberapa kasus kesehatan
penggunaan herbal dianggap memungkinkan untuk digunakan jangka panjang karena
adanya keyakinan bahwa obat herbal aman dan tanpa efek samping disebabkan
herbal bersifat “alami (natural)”.3,4
Meluasnya
arah pemanfaatan herbal seiring dengan pengetahuan akan penyakit baru di dunia
kedokteran modern; adanya kemungkinan konsumen dapat memperoleh produk herbal
secara bebas untuk pengobatan sendiri (self medication) serta mengkonsumsinya
dalam jangka panjang tanpa
mengenali pemanfaatannya secara tepat dan benar, tentunya dapat berkontribusi meningkatkan
potensi resiko yang akan timbul.2
Adanya
pertumbuhan omzet serta potensi jumlah penduduk yang besar tentunya Indonesia menjadi
pasar potensial bagi produk herbal baik lokal maupun impor, apalagi dengan
adanya kemudahan fasilitas teknologi informasi yang semakin mempercepat promosi
dan interaksi secara lebih cepat dan luas antara penyedia produk dan konsumen.
Adanya peningkatan popularitas
pemanfaatan obat tradisional dan nilai ekonominya secara global, disertai
dengan perkembangan
teknologi informasi menyebabkan konsumen kemungkinan dapat terpapar informasi tentang
manfaat suatu produk herbal yang berlebihan dan tidak rasional secara cepat dan
luas.
Agar
terhindar dari penggunaan herbal yang dapat menyebabkan efek yang merugikan
terhadap kesehatan,
penting bagi kita untuk secara cerdas, waspada dan berhati-hati dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:5
- Tentukan pilihan produk sesuai kebutuhan setelah melakukan berbagai pertimbangan penting. Perhatikan apakah klaim indikasi produk sesuai dengan yang telah disetujui.
- Terkadang penyedia produk mencantumkan informasi yang tidak rasional, menyesatkan, berlebihan jika dibandingkan dengan yang diizinkan untuk produk tersebut.
- Perhatikan apakah produk yang akan dibeli telah terdaftar di Badan POM RI (POM TR, TI atau TL yang disertai 9 digit angka), serta gali informasi penting lain tentang produk tersebut seperti komposisi, tgl daluarsa, dll.
- Yakinkan bahwa belanja dengan penyedia produk herbal online yang dapat dipercaya, bereputasi baik dan menawarkan transaksi aman. Penyedia produk bisa merupakan perusahaan yang memproduksi (produsen) atau distributor/situs tertentu. Untuk menilai tingkat kepercayaan, perhatikan statistik website penyedia produk dengan melihat indicator seperti: domain age/umur website dll.
- Perhatikan identitas penyedia produk herbal online tersebut, misalnya: alamat lengkap, email, No Telp/HP serta fax tidak fiktif serta masih aktif.
- Hindari langsung berbelanja dalam jumlah besar. Bila terdapat beberapa pilihan produk herbal sejenis, pilihlah yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah dalam jumlah secukupnya terlebih dahulu.
- Penting memperhatikan kesanggupan penyedia untuk melayani keluhan jika terjadi ketidak-sesuaian produk yang telah disepakati.
Pustaka
- Press release “Profil terkini internet industri indonesia“ Hasil kerjasama antara APJII dan BPS, 15 Januari 2014.
- Kunle, et al. Standardization of herbal medicines - A review. International Journal of Biodiversity and Conservation. 2012; Vol. 4(3); 101-112.
- Philomena George, Concerns regarding the safety and toxicity of medicinal plants - An overview, Journal of Applied Pharmaceutical Science. 2011;01(06): 40-44.
- The Medicines and Healthcare products Regulatory Agency. Public Health Risk With Herbal Medicines: An Overview. London; 2008.
- http://www.asyikbelanja.com/tips.belanja.aman.html.
0 komentar:
Posting Komentar